Pengambilan
keputusan secara garis besar adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan
setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. Di bawah ini
adalah definisi pengambilan keputusan menrut para ahli:
·
G.R. Terry
Pengambilan keputusan adalah sebagai
pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternative yang
mungkin.
·
Claude S. George,
Jr
Proses pengambilan keputusan itu
dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran
yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan di antara sejumlah alternatif.
·
Horold dan Cyril
O’Donnell
Pengambilan keputusan adalah pemilihan
di antara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan,
suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu
sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
·
P. Siagan
Pengambilan keputusan adalah suatu
pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta serta data,
penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.
Mengambil keputusan bukan hal yang
main-main, semua langkah yang akan diambil harus dipikirkan dengan matang. George
R. Terry menyebutkan ada 5 dasar dalam pengambilan keputusan yaitu:
1.
Intuisi
Pengambilan keputusan berdasarkan
intuisi adalah pengambilan keputusan yang berdasarkan perasaan yang sifatnya
subyektif. Dalam pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini, meski waktu
yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif pendek, teapi keputusan yang
dihasilkan seringkali relatif kurang baik karena seringkali mengabaikan dasar-dasar
pertimbangan lainnya.
2.
Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan
pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena dengan pengalaman
yang dimiliki seseorang, maka dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat
memperhitungkan untung-ruginya dan baik-buruknya keputusan yang akan
dihasilkan.
3.
Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang
biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya, atau oleh orang yang
lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Hasil keputusannya
dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama dan memiliki otentisitas
(otentik), tetapi dapat menimbulkan sifat rutinitas, mengasosiasikan dengan
praktek diktatorial dan sering melewati permasalahan yang seharusmya dipecahkan
sehingga dapat menimbulkan kekaburan.
4.
Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan data
dan fakta empiris dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan
fakta, tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi,
sehingga orang dapat menerima keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang
dada.
5.
Rasional
Pada pengambilan keputusan yang
berdasarkan rasio, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih
transparan dan konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas
kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai
dengan apa yang diinginkan. Pengambilan keputusan secara rasional ini berlaku
sepenuhnya dalam keadaan yang ideal. Pada pengambilan keputusan secara rasional
terdapat beberapa hal sebagai berikut:
a.
Kejelasan masalah: tidak ada keraguan dan kekaburan masalah.
b.
Orientasi tujuan: kesatuan pengertian tujuan yang ingin
dicapai.
c.
Pengetahuan alternatif: seluruh alternatif diketahui
jenisnya dan konsekuensinya
d.
Preferensi yang jelas: alternatif bisa diurutkan sesuai
kriteria.
e.
Hasil maksimal: pemilihan alternatif terbaik berdasarkan
atas hasil ekonimis yang maksimal.
Pengambilan
keputusan dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
1.
Keputusan Rutin
(Keputusan Terstruktur)
Keputusan yang sifatnya rutin dan
berulang-ulang, dan biasanya telah dikembangkan secara tertentu untuk mengendalikannya
atau diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada
manajemen tingkat bawah. Contohnya adalah keputusan yang dilakukan oleh kasir
untuk memberikan kembalian.
2.
Keputusan Tidak
Rutin (Keputusan Tidak Terstruktur)
Keputusan yang diambil pada saat-saat
khusus dan tidak bersifat rutin. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat
atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk
didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari faktor eksternal
(lingkungan luar). Pengalaman manajer merupakan hal yang sangat penting didalam
pengambilan keputusan tidak terstruktur. Contohnya adalah keputusan untuk
bergabung dengan perusahaan lain.
Walaupun pengambilan keputusan
dilakukan oleh seorang individu tetapi ada saja faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan. Ada 3 faktor utama yang akan mempengaruhi pengambilan
keputusan yaitu:
·
Personal
Faktor ini meliputi motivasi,
pengamatan, pengalaman belajar, kepribadian maupun konsep diri, dan sikap serta
kepercayaan.
·
Internal
Organisasi
Faktor ini meliputi ketersedian dana,
SDM, kelengkapan peralatan, teknologi dan sebagainya.
·
Eksternal
Organisasi
Faktor ini meliputi keadaan sosial
politik, ekonomi, hokum dan sebagainya.
Jadi
kesimpulannya, pengambilan keputusan tidak boleh sembarangan diambil begitu
saja tanpa ada alasan yang jelas. Karena tidak mungkin di sebuah perusahaan
seorang manajer memecat karyawannya begitu saja karena merasa bahwa laba
perusahaan bulan ini menurun padahal banyak faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi menurunnya laba perusahaan tersebut disamping kesalahan dari
karyawan.
Sumber:
1.
Kusdi. 2009. Teori Organisasi dan Administrasi. Jakarta:
Salemba Humanika
Komentar
Posting Komentar