Ini menjadi salah satu pertanyaan saya saat berkunjung ke salah satu museum di Kota Tua. Saat pertama kali saya memasuki salah satu museum tersebut yaitu Museum Mandiri hal pertama yang saya rasakan adalah "Bau debu" saya kira itu hanya sugesti saya karena pernah membaca salah satu novel karangan Dan Brown yaitu Inferno yang banyak menceritakan tentang museum yang memang menggambarkan bau dari debu. Tapi memang nyatanya saat saya masuk lebih dalam dan meneliti lebih teliti museum ini terlihat seperti tidak terurus. Memang yang berkunjung ke museum itu bisa mugkin bisa dihitung dengan jari gak tau jari berapa orang. Tidak seperti ekspektasi saya yang bakal penuh sumpek didalam museum.
Karena saya memang orang yang Knowing Every Particular Object alias KEPO, sesampainya di rumah, saya langsung surfing di google untuk mencari tau apa memang Museum Mandiri selalu sepi seperti itu atau hanya hari itu saja. Karena dihari saya berkunjung adalah hari Minggu, menurut saya sedikit aneh sebuah museum sepi disaat weekend. Suatu hal yang mengejutkan akhirnya tercantuk di top keyword google disaat saya sedang mengetik "museum mandiri..." lalu ada lanjutan "museum mandiri angker". Memang saat saya didalam museum tersebut terasa aneh, tetapi menurut saya bukan karena angker, tetapi lebih karena tidak terawat. Coba saja rumah yang ada penghuni tetapi dirawat dan rumah yang ada penghuninya tetapi tidak dirawat. disaat ditinggal oleh penghuninya mana yang terasa angker? Tentu yang tidak terawat, karena itu sudah menjadi mindset setiap orang, tidak terawat dan kosong=angker.
Jadi saya membuat kesimpulan bahwa museum sepi karena tidak ada pengunjungnya, jadi para karyawan museum sudah merasa malas duluan karena setiap hari memang sudah sepi dan para pengunjung juga merasa parno karena museum yang terlihat tidak terawat. Jadi ini salah siapa? Karena museum tidak terawat maka tidak ada yang mau pergi ke museum ini, tetapi bagaimana museum ini bisa menjadi "terawat" bila modal untuk "merawat"nya saja tidak ada. Mungkin saat-saat seperti inilah pemerintah harus turun tangan untuk membenahi masalah ini.
Karena saya memang orang yang Knowing Every Particular Object alias KEPO, sesampainya di rumah, saya langsung surfing di google untuk mencari tau apa memang Museum Mandiri selalu sepi seperti itu atau hanya hari itu saja. Karena dihari saya berkunjung adalah hari Minggu, menurut saya sedikit aneh sebuah museum sepi disaat weekend. Suatu hal yang mengejutkan akhirnya tercantuk di top keyword google disaat saya sedang mengetik "museum mandiri..." lalu ada lanjutan "museum mandiri angker". Memang saat saya didalam museum tersebut terasa aneh, tetapi menurut saya bukan karena angker, tetapi lebih karena tidak terawat. Coba saja rumah yang ada penghuni tetapi dirawat dan rumah yang ada penghuninya tetapi tidak dirawat. disaat ditinggal oleh penghuninya mana yang terasa angker? Tentu yang tidak terawat, karena itu sudah menjadi mindset setiap orang, tidak terawat dan kosong=angker.
Jadi saya membuat kesimpulan bahwa museum sepi karena tidak ada pengunjungnya, jadi para karyawan museum sudah merasa malas duluan karena setiap hari memang sudah sepi dan para pengunjung juga merasa parno karena museum yang terlihat tidak terawat. Jadi ini salah siapa? Karena museum tidak terawat maka tidak ada yang mau pergi ke museum ini, tetapi bagaimana museum ini bisa menjadi "terawat" bila modal untuk "merawat"nya saja tidak ada. Mungkin saat-saat seperti inilah pemerintah harus turun tangan untuk membenahi masalah ini.
Komentar
Posting Komentar